ERDIKHA MORNING IDEA 25 AGUSTUS 2021
View PDF
25 Aug 2021

Mampukah IHSG Kembali Rebound?

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6109 (0,33%). Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks dibebani oleh sektor Energy (-1.492%), Infrastructures (-1.433%), Healthcare (-0.815%), Financials (-0.678%), Industrials (-0.658%), Properties & Real Estate (-0.226%), kendati ditopang oleh sektor Consumer Cyclicals (-0.1%), Basic Materials (0.036%), Consumer Non-Cyclical (0.457%), Transportation & Logistic (2.046%), Technology (2.487%) yang mengalami penguatan walaupun tifak signifikan. Pelemahan yang terjadi pada IHSG terjadi karena tekanan aksi jual investor setelah pada perdagangan kemarin ditutup melesat 1,3%. Kemudian dari domestik juga per hari Selasa minim sentimen positif yang mendorong kenaikan signifikan terhadap indeks, meskipun untuk domestik terkait perkembangan PPKM Level 4 kembali diperpanjang dengan beberapa pelonggaran-pelonggaran aturan yang perlahan dapat mendorong kembali laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah tren penurunan kasus akibat varian Delta dari Juni hingga Juli yang menjadi puncak dari kenaikan tersebut dan pada periode Agustus ini sudah cenderung menurun. Kemudian pada pekan ini nampaknya katalis mengenai tapering masih menjadi salah satu katalis utama yang diperhatikan oleh para pelaku pasar sehingga pada pekan ini menurut kami fluktuasi indeks cenderung bervariatif, ditambah lagi dari domestik sendiri untuk pekan ini tidak ada agenda rilis data ekonomi yang mampu mempengaruhi pergerakan indeks dari domestik seperti pekan lalu, sehingga dari domestik sendiri katalis yang masih mempengaruhi pergerakan indeks sendiri lebih kepada sentimen masing-masing emiten, perkembangan kasus Covid-19, perkembangan terkait laju aktivitas ekonomi yang ditimbulkan dari pelonggaran aturan PPKM level 4 dan 3 dibeberapa wilayah yang berlaku, kemudian sisanya lebih kepada faktor eksternal. Beberapa indikator yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar pada hari Rabu (25/8/2021) diantaranya rilisnya data cadangan minyak memntah US yang diproyeksika masih cenderung turun 1,163 juta barel dalam pekan lalu dan diproyeksikan penurunannya semakin tinggi yakni turun 2,367 juta barel dalam sepekan yang berakhir tanggal 20 Agustus 2021 menurut survei API, sedangkan menurut survei EIA cadangan minyak mentah US juga masih turun sebesar 2,367 juta barel dari sebelumnya yang turun 3,234 juta barel. Untuk indikator ekonomi yang akan rilis pada hari Rabu cenderung bukan indikator yang mampu mempengaruhi indeks secara signifikan. Bahkan untuk dari domestik mungkin pasar masih mencermati terkait dari perkembangan dari pelaksanaan pelonggaran PPKM yang dilakukan oleh pemerintah hingga 31 Agustus nanti apakah akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dan meminimalisir dampak yang signifikan pada periode ini atau tidak. Kemudian pasar juga menanti bagaimana hasil simposium The Fed yang akan berlangsung pada akhir pekan ini tentang penjelasannya terkiat Quantitative Easing yang akan dilakukan serta bagaimana skema kedepannya mengenai pengurangan pembelian obligasi tersebut (tapering). Namun perlu diketahui bahwa meskipun The Fed cenderung mempercepat terkait pengurangan pembelian obligasi (tapering) tersebut, namun dampaknya terhadap bursa domestik tidak akan sesignifikan pada saat tapering tahun 2015. Karena kondisi saat ini dan tahun 2015 tergolong berbeda. Pertama dari sisi bank sentral The Fed pada tahun 2015 dia cenderung belum akomodatif terhadap perubahan kebijakan yang ada sehingga pasar cenderung terkejut dan terjadinya tantrum. Sedangkan pada tahun 2021 ini The Fed cenderung bersikap akomodatif terhadap kebijakan dan perkembangan terkait indikator-indikator yang menjadi bahan kajian bank sentral dalam melakukan quantitative easing (QE) atau pengurangan pembelian obligasi (tapering), sehingga pasar cenderung lebih siap. Kemudian kedua, dari sisi foreign investor untuk domestik tahun 2015 porsinya masih cenderung lebih besar yakni 65%, sedangkan pada tahun ini porsi asing cenderung lebih kecil yakni 45% dan juga posisi dan kepemilikan investor domestik juga cenderung lebih kuat daripada tahun 2015, sehingga apabila terjadi Tapering dampaknya lebih minim dibandingkan tahun 2015. Kemudian terakhir, kebijakan tapering yang dilakukan oleh the Fed kali ini akan dilakukan secara perlahan, yakni dengan pengurangan yang bertahap serta belum akan merubah terkait dari kebijakan moneternya yakni suku bunga acuan. Kondisi ekonomi secara global juga saat ini masih belum sepenuhnya membaik, dan masih cukup berisiko apabila The Fed dengan agresif melakukan perubahan kebijakan moneter yang dibarengi dengan Tapering ini. Sehingga masih kecil kemungkinan The Fed akan meningkatkan suku bunga acuan bersamaan dengan pengurangan pembelian obligasi (tapering) yang pertama. Maka berdasarkan beberapa katalis diatas kami memproyeksikan pergerakan indeks pada hari Rabu (25/8/2021) diperkirakan akan bergerak pada range level support 6050 dan level resistance 6150.





PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com